Senin, 07 Juli 2014

Catatanku



Selasa, 08 Juli 2014
Hello gaeess..
meski topikku tidak menarik bagi kalian, whatever lah..
suka suka gue, blog blog gue, hahaha... :D
*krikkrikkrik
Kali ini aku mau ngebahas soal perubahan. Bicara soal perubahan, dipikiranku itu seperti sesosok monster yang menakutkan. Sebab sebagai manusia introvert kayak aku ini paling gak suka perubahan. Karena aku terlalu nyaman dengan nilai-nilai atau norma lama yang aku bangun, terlalu nyaman dengan tempatku berada, berkawan dengan teman-teman disekelilingku yang sangat dekat denganku, karena  telah terjalin sebuah ikatan batin yang kuat. Meski teman temanku itu bisa dihitung pake jari, ya hanya sedikit. Kali ini, sepertinya aku harus menghadapi perubahan ini. Ada berita bagus sih, aku disuruh les di lembaga bimbingan yang notabene cukup mahal. Seneng banget sih, soalnya aku orangnya sederhana. Dengan aku di leskan seperti itu, merupakan suatu kebanggaan, karena ternyata orang sederhana kayak aku ini bisa mengikutinya. Berita bahagianya, aku dibebaskan untuk milih jurusan apa saja sesuka hatiku. 
*alay yaa...
atau norak?
So, whatever :D

Dulu, aku hanya punya angan-angan sederhana dan simple yaitu kalau aku nanti kuliah di lingkup daerah tempat tinggalku saja, meski aku punya mimpi. Memang sih, mimpiku terlalu tinggi untuk jadi seorang psikologi. Tapi manusia seperti aku ini bolehlah ya bermimpi seperti itu. Siapa tahu aja bakal jadi kenyataan, hehe... terkadang aku merasa gak yakin mewujudkan itu, tapi bagaimanapun juga rencana dan kehendak Tuhanlah yang terbaik. :) Pernah suatu hari aku mengikuti tes tentang kecerdasan berpikir dan hasilnya aku termasuk golongan kecerdasan berpikir filsafat. Memang sih, aku sering berpikir bahwa setiap orang yang berkata kepadaku, slalu ingin ku cari “maknanya”. Rasanya ingin slalu tahu “makna kehidupan ini”. Terkadang aku menganalisis, membedakan tentang gaya hidup, tentang makna “jahat dan baik”nya. Cukup tahu sedikitlah, untuk bahan pembelajaran. Aku masih ingin mempelajari tentang “makna” lebih lanjut, tapi entah dimana aku harus belajar ilmu yang menjelaskan semua itu. Bukannya untuk menyombongkan diri, atau berkata manis, hanya saja aku sering mencari “makna” dibalik perkataan. Terkadang saking detailnya, aku merasakan “sesuatu yang tersembunyi dibalik makna itu”. Tapi aku belum tahu pastinya. Eitss... kembali ke topik awal saja, kalau bicara soal “makna” takkan pernah habis, dan pusing ntar jadinya, hehe... :). Untuk sekarang ini, dalam pikiranku terbelesit seperti ini “aku takut ikut les di lembaga itu. Teman-temannya belum akrab. Takut gak diajak ngobrol. Takut kemampuannya paling rendah. Takut paling bodoh.” Ya memang, orang introvert itu, ada yang gak bisa adaptasi. Beberapa orang introvert itu, paling takut sama orang baru, karena memang dia sama skali gak punya inisiatif untuk memulai pembicaraan. Tapi kalau dikembalikan ke pribadi sendiri seperti ini “memangnya les untuk mencari teman? Les kan untuk kebutuhan sendiri. Kalau diajak ngobrol ya jawab, kalau gak diajak ngobrol ya diam saja. Kenapa harus minder? Kau memiliki hak yang sama. Toh kamu juga bayar les di situ. Paling tidak kamu harus melakukan suasana baru, jangan berteman sama orang itu itu saja. Memang, awal suasana baru itu tidak begitu mengenakkan, trkadang menyulitkan, tapi kamu memang harus melakukan itu. Masalah nanti bisa ngobrol akrab atau enggak, itu difikirkan nanti. Diem aja. Butuhnya kamu belajar, meningkatkan nilai rapot supaya dapat meraih mimpimu sebagai seorang psikolog. Namun jangan lupa “ rencana dan kehendak Tuhanlah yang terbaik.”  Strategiku yang pertama yaitu, berusaha maksimal, kerahkan semua kemampuan, nyantai tapi serius, tak lupa berdoa dan berserah diri. Aku hanya bisa bermimpi, berusaha keras untuk mewujudkan mimpi, berdoa dan berserah diri,ketika menghadapi UNAS nanti. entah ke depannya seperti apa, Wallahu alam. Hanya Allah yang berhak menentukan tujuanku kemana. Hanya rencana dan kehendak Allah yang terbaik untuk masa depanku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar