Pada suatu hari, hiduplah seorang
anak yang sederhana. Anak tersebut bernama Lisa. Setiap hari anak itu slalu
menghabiskan waktu sendiri dengan membaca buku, menulis cerita serta kegiatan
lainnya. Terkadang anak tersebut lebih
sering menghabiskan waktu dirumah untuk berinteraksi dengan dirinya sendiri. Dengan melihat karakter anak tersebut yang
aneh,tak banyak orang yang mau mendekatinya. Bahkan anak tersebut memiliki segelintir teman
saja hanya untuk sekedar teman bicara. Suatu ketika, ada sebuah acara. Dan acara
tersebut adalah acara penerimaan rapot. Lisa sama sekali tidak memiliki
antusias untuk menyambut hasil yang didapatnya. Dia hanya berpikir, “jika nanti
hasilku baik dan memuaskan, aku bersyukur bisa membuat orang tuaku bangga, akan
tetapi jika hasilku kurang memuaskan, aku juga bersyukur karena rencana Tuhan
lebih baik”. Lisa adalah orang yang bisa menerima hidup apa adanya. Hanya Lisa
yang dapat memahami dirinya sendiri. Pada saat itu, Lisa berharap orang tuanya
akan senang dengan hasil yang ia dapat. Namun, ternyata jawabannya justru
sebaliknya. Orang tuanya sama skali tidak puas dengan hasil yang di dapat Lisa.
Orang tuanya justru membanding-bandingkan hasil prestasi Lisa dengan teman yang
lainnya. Padahal bagi Lisa, hasil prestasinya cukup bagus dan memuaskan. Lisa
sedih, hasil prestasinya sama skali tidak di hargai.
Di suasana
sore yang cerah, Lisa bercerita kepada guru yang di anggap dapat memotivasinya.
Lisa mengungkapkan semua keluh kesahnya lewat pesan singkat. Ya, mungkin Lisa
memang seorang melankolis dengan sifat pesimistisnya. Namun, guru tersebut sama
sekali tidak membalas pesan singkatnya. Lisa hanya bisa menangis, dan terus
menyalahkan dirinya sendiri karena kekurangannya yang lamban. Namun, suatu
ketika saat Lisa tidur, ia bermimpi. Ia bermimpi bertemu dengan guru tersebut.
Lisa mengungkapkan semua keluh kesah yang di alaminya. Namun, sang guru
tersebut hanya bisa tersenyum sambil menyuruh Lisa memanggil salah satu teman
sekelasnya. Lisa menuruti permintaan guru, dan dipanggilnya salah seorang murid
yang bernama si koleris. Si guru
tersebut menyuruh Lisa dan koleris untuk bersaing sesuai kemampuan mereka. Si Koleris
menunjukkan kemampuan handalnya dalam berbicara dan berdebat. Sedangkan si Lisa
menunjukkan kemampuannya dalam berkhayal yang dituangkan di dalam tulisannya. Kemudian
guru tersebut menasihati Lisa dengan menunjuk-nunjukkan tangan ke arah si
koleris, dan si Lisa. Setelah itu, sang Guru tersebut mengajak Lisa ke tempat
yang sangat indah, dan disana Lisa bersenang-senang, bertemu dengan keluarga
guru tersebut dan seakan akan beban Lisa berkurang. Setelah Lisa terbangun
dalam mimpinya, Lisa tidak akan bersedih lagi.
Dalam cerita
mimpi yang di alami Lisa tersebut, dapat di simpulkan, seberapa besar hasil
yang anda dapat, anda patut bersyukur , menerima dan menghargai kelebihan dan
segala kekurangan anda. Kehidupan itu
tidak sulit, asalkan kita tidak mempersulit kehidupan. Setiap manusia
diciptakan oleh tuhan sebagai makhluk yang unik dan berbeda. Kita berbeda dan
tidak akan pernah sama. Setiap manusia memang ada yang serupa, tapi tidak akan
pernah sama. Dan percayalah, rencana tuhan itu pasti slalu indah. Kita memang harus
memiliki mimpi dan tekad untuk mewujudkannya, namun rencana Tuhan lah yang jauh lebih baik. Teruslah
berusaha, berdoa, dan tawakal..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar